Diantara sniper-sniper legendaris dunia, nama Simo Hayha
merupakan salah satu sosok sniper yang paling sukses dan legendaris.
Namanya mungkin tidak seterkenal sniper Uni Soviet Vasily Zaitsev
yang kisahnya diangkat dalam film “Enemy at The Gates” namun Simo Hayha
merupakan sosok
pahlawan Finlandia yang gigih dan tidak pantang
menyerah dalam menghadapi invasi besar-besaran tentara merah Uni Soviet
terhadap negaranya, sebuah pertempuran yang juga dijuluki “David vs
Golliath”. Dalam perang tersebut Simo Hayha berhasil mengukirkan
namanya sebagai sniper paling sukses dengan merontokkan 542 tentara
merah Uni Soviet dalam waktu hanya 100 hari, sebuah rekor fantastis
untuk seorang sniper. Dengan kemampuan yang milikinya ia dijuluki
"Valkoinen Kuolema" atau “White Death” oleh tentara Uni Soviet.
"The White Death",
nama yang diberikan oleh tentara Russia ketika mengetahui puluhan
pasukan mereka tewas oleh hanya seseorang dengan pakaian kamuflase
putih dan sepucuk senapan. Kecemasan mulai melanda pasukan Russia dan
misi-misi pun dijalankan hanya untuk membunuh seorang penembak jauh
misterius.
Ketika pasukan khusus yang dikirim Russia untuk
menghabisi Hayha semua tewas, Russia mengumpulkan sebuah tim
counter-snipers untuk mengimbangi kemapanan Hayha dalam menembak jauh
(sniper VS sniper). Namun tidak ada satu pun dari mereka yang selamat
dari bidikannya. Dalam masa 100 hari, Hayha membunuh 542 prajurit
dengan senapannya. selebihnya dia habisi dengan SMG. Total
kill-countnya mencapai 705 orang.
Pada akhirnya, tidak ada
satupun prajurit Russia yang berani mendekati area-area dimana Hayha
diperkirakan bersembunyi. Tentara Russia kemudian melaksanakan
carpet-bombing di area-area yang diperkirakan sebagai tempat Hayha
bersembunyi. Namun Hayha berhasil selamat dari taktik carpet-bombing
Russia yang dilancarkan hanya untuk dirinya seorang.
Simo Hayha
Simo
Hayha lahir pada tanggal 17 Desember 1905 atau 1906 di sebuah kota
Rautajärvi, Finlandia, dekat perbatasan Uni Soviet. Seperti halnya
penduduk yang hidup di daerah pedesaan, Simo Hayha menghabiskan sebagian
besar waktunya untuk berburu. Pada tahun 1925 Simo Hayha bergabung
dengan angkatan bersenjata Finlandia untuk memenuhi panggilan wajib
militer. Di saat perang musim dingin pecah pada tahun 1939 antara
Finlandia dengan Uni Soviet, Simo Hayha bergabung dengan Pasukan 6
Jaeger Regiment 34. Pada saat itulah Simo Hayha memulai tugasnya sebagai
seorang sniper. Pertarungan antara tentara Finlandia dengan tentara
merah Uni Soviet di sepanjang Sungai Kolla merupakan salah satu
pertarungan heroik bangsa Finlandia, dimana 32 tentara Finlandia harus
menghadapi 4000 tentara Uni Soviet. Pada saat itu pula Simo Hayha
berhasil merontokkan 542 tentara Uni Soviet dan menjadikan perbukitan di
sepanjang sungai Kolla sebagai “Killer Hill” bagi tentara Uni Soviet.
Ia bertempur dalam kondisi suhu yang sangat ekstrim antara -20 sampai
-40 derajat Celsius dengan pakaian kamuflase berwarna serba putih.
Simo
Hayha menggunakan senapan “lawas” M28 (Pystykorva) dalam aksinya, yang
merupakan varian dari senapan Mosin Nagant Uni Soviet. Hal yang sangat
unik dan hebat adalah Simo Hayha tidak pernah menggunakan teleskop
seperti yang biasa sniper gunakan pada umumnya tapi Ia hanya
menggunakan pisir pembidik (Iron Sight) untuk membidik korbannya dan
masih dapat menembak dengan tepat sampai jarak lebih dari 400m. Tentunya
bukan tanpa alasan bahwa ia tidak menggunakan teleskop untuk membidik,
ia berpendapat bahwa lensa teleskop dapat memantulkan cahaya matahari
yang dapat membongkar penyamaran seorang sniper, selain itu cuaca
dingin bisa menimbulkan embun pada lensa teleskop yang dapat mengganggu
bidikan. Simo Hayha juga menggunakan senapan Suomi K-31 SMG (Small
Machine Gun) dalam aksinya dan menurut sumber yang tidak diketahui, ia
telah membunuh hampir 200 tentara Uni Soviet menggunakan senapan ini.
Pada
tanggal 4 Maret 1940 nyawanya nyaris melayang setelah rahangnya
dihantam sebuah peluru. Ia mengalami koma hingga akhirnya ia tersadar
tujuh hari kemudian, tak lama setelah perang berakhir. Atas jasanya yang
besar, pangkatnya dinaikkan dari kopral menjadi letnan satu oleh Field
Marshal Carl Gustav Emil Mannerheim, pimpinan tertinggi militer
Finlandia pada saat itu. Simo Hayha meninggal pada tanggal 1 April 2002
pada usia 96 tahun. Ia pernah berkata, bahwa untuk menjadi sniper yang
hebat adalah “berlatih !”.
No comments:
Post a Comment