Thursday 26 September 2013

Simo Hayha "The Whte Death"

Diantara sniper-sniper legendaris dunia, nama Simo Hayha merupakan salah satu sosok sniper yang paling sukses dan legendaris. Namanya mungkin tidak seterkenal sniper Uni Soviet Vasily Zaitsev yang kisahnya diangkat dalam film “Enemy at The Gates” namun Simo Hayha merupakan sosok
pahlawan Finlandia yang gigih dan tidak pantang menyerah dalam menghadapi invasi besar-besaran tentara merah Uni Soviet terhadap negaranya, sebuah pertempuran yang juga dijuluki “David vs Golliath”. Dalam perang tersebut Simo Hayha berhasil mengukirkan namanya sebagai sniper paling sukses dengan merontokkan 542 tentara merah Uni Soviet dalam waktu hanya 100 hari, sebuah rekor fantastis untuk seorang sniper. Dengan kemampuan yang milikinya ia dijuluki "Valkoinen Kuolema" atau “White Death” oleh tentara Uni Soviet.

"The White Death", nama yang diberikan oleh tentara Russia ketika mengetahui puluhan pasukan mereka tewas oleh hanya seseorang dengan pakaian kamuflase putih dan sepucuk senapan. Kecemasan mulai melanda pasukan Russia dan misi-misi pun dijalankan hanya untuk membunuh seorang penembak jauh misterius.

Ketika pasukan khusus yang dikirim Russia untuk menghabisi Hayha semua tewas, Russia mengumpulkan sebuah tim counter-snipers untuk mengimbangi kemapanan Hayha dalam menembak jauh (sniper VS sniper). Namun tidak ada satu pun dari mereka yang selamat dari bidikannya. Dalam masa 100 hari, Hayha membunuh 542 prajurit dengan senapannya. selebihnya dia habisi dengan SMG. Total kill-countnya mencapai 705 orang.

Pada akhirnya, tidak ada satupun prajurit Russia yang berani mendekati area-area dimana Hayha diperkirakan bersembunyi. Tentara Russia kemudian melaksanakan carpet-bombing di area-area yang diperkirakan sebagai tempat Hayha bersembunyi. Namun Hayha berhasil selamat dari taktik carpet-bombing Russia yang dilancarkan hanya untuk dirinya seorang.


Simo Hayha
Simo Hayha lahir pada tanggal 17 Desember 1905 atau 1906 di sebuah kota Rautajärvi, Finlandia, dekat perbatasan Uni Soviet. Seperti halnya penduduk yang hidup di daerah pedesaan, Simo Hayha menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berburu. Pada tahun 1925 Simo Hayha bergabung dengan angkatan bersenjata Finlandia untuk memenuhi panggilan wajib militer. Di saat perang musim dingin pecah pada tahun 1939 antara Finlandia dengan Uni Soviet, Simo Hayha bergabung dengan Pasukan 6 Jaeger Regiment 34. Pada saat itulah Simo Hayha memulai tugasnya sebagai seorang sniper. Pertarungan antara tentara Finlandia dengan tentara merah Uni Soviet di sepanjang Sungai Kolla merupakan salah satu pertarungan heroik bangsa Finlandia, dimana 32 tentara Finlandia harus menghadapi 4000 tentara Uni Soviet. Pada saat itu pula Simo Hayha berhasil merontokkan 542 tentara Uni Soviet dan menjadikan perbukitan di sepanjang sungai Kolla sebagai “Killer Hill” bagi tentara Uni Soviet. Ia bertempur dalam kondisi suhu yang sangat ekstrim antara -20 sampai -40 derajat Celsius dengan pakaian kamuflase berwarna serba putih.

Simo Hayha menggunakan senapan “lawas” M28 (Pystykorva) dalam aksinya, yang merupakan varian dari senapan Mosin Nagant Uni Soviet. Hal yang sangat unik dan hebat adalah Simo Hayha tidak pernah menggunakan teleskop seperti yang biasa sniper gunakan pada umumnya tapi Ia hanya menggunakan pisir pembidik (Iron Sight) untuk membidik korbannya dan masih dapat menembak dengan tepat sampai jarak lebih dari 400m. Tentunya bukan tanpa alasan bahwa ia tidak menggunakan teleskop untuk membidik, ia berpendapat bahwa lensa teleskop dapat memantulkan cahaya matahari yang dapat membongkar penyamaran seorang sniper, selain itu cuaca dingin bisa menimbulkan embun pada lensa teleskop yang dapat mengganggu bidikan. Simo Hayha juga menggunakan senapan Suomi K-31 SMG (Small Machine Gun) dalam aksinya dan menurut sumber yang tidak diketahui, ia telah membunuh hampir 200 tentara Uni Soviet menggunakan senapan ini.

Pada tanggal 4 Maret 1940 nyawanya nyaris melayang setelah rahangnya dihantam sebuah peluru. Ia mengalami koma hingga akhirnya ia tersadar tujuh hari kemudian, tak lama setelah perang berakhir. Atas jasanya yang besar, pangkatnya dinaikkan dari kopral menjadi letnan satu oleh Field Marshal Carl Gustav Emil Mannerheim, pimpinan tertinggi militer Finlandia pada saat itu. Simo Hayha meninggal pada tanggal 1 April 2002 pada usia 96 tahun. Ia pernah berkata, bahwa untuk menjadi sniper yang hebat adalah “berlatih !”.

No comments:

Post a Comment